Washington – Amerika Serikat menyimpulkan bahwa Iran beserta proksi-proksinya di kawasan mungkin akan menyerang Israel pekan ini. Pernyataan disampaikan dari Kantor Presiden AS, Gedung Putih pada Senin (12/8/2024)
Spekulasi berulang kali muncul bahwa pembalasan Iran akan segera terjadi menyusul pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, bulan lalu.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa AS memiliki kekhawatiran dan perkiraan yang sama dengan mitra-mitranya di Israel sehubungan dengan kemungkinan waktunya, mungkin terjadi pekan ini.
Namun ia menegaskan bahwa pada saat ini sulit untuk memastikan aksi balasannya akan seperti apa. Tapi menurut dia, aksi balasan Iran itu mungkin mencakup serangkaian serangan yang cukup signifikan.
“Presiden yakin bahwa kami memiliki kemampuan yang tersedia untuk membantu membela Israel jika hal itu terjadi,” katanya.
“Tidak seorang pun ingin melihat itu terjadi. Itu sebabnya kami terus melakukan pembicaraan diplomatik ini dengan sungguh-sungguh selama beberapa hari terakhir untuk melihat apa yang dapat dilakukan demi meredakan situasi ini,” ujarnya.
Kirby merujuk pernyataannya itu pada Presiden AS Joe Biden yang pada Senin pagi berbicara melalui sambungan telepon dengan pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia terkait situasi di Timur Tengah.
“Pembicaraan telepon itu dilakukan pada pagi hari, terutama untuk membahas ketegangan di Timur Tengah. Ini terutama agar semua pemimpin menegaskan kembali apa yang telah mereka katakan dalam hal pembelaan Israel,” ungkap dia.
“… dan perlunya gencatan senjata, pemulangan para sandera, dan penegasan bahwa kami tidak ingin melihat peningkatan kekerasan, serangan apa pun oleh Iran atau proksinya, dan untuk memperjelas hal itu,” katanya menambahkan.
Departemen Pertahanan AS pada Minggu (11/8) mengatakan bahwa Menhan AS Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah, dan agar kedatangan kelompok serang kapal induk ke kawasan tersebut dipercepat.“… dan perlunya gencatan senjata, pemulangan para sandera, dan penegasan bahwa kami tidak ingin melihat peningkatan kekerasan, serangan apa pun oleh Iran atau proksinya, dan untuk memperjelas hal itu,” katanya menambahkan.
Departemen Pertahanan AS pada Minggu (11/8) mengatakan bahwa Menhan AS Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah, dan agar kedatangan kelompok serang kapal induk ke kawasan tersebut dipercepat.
Tidak merespons
Hamas dan Iran menuding Israel melakukan pembunuhan terhadap Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran. Israel tidak mengonfirmasi atau menolak bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Kelompok Hizbullah Lebanon juga diperkirakan akan melakukan aksi balasan setelah Israel membunuh komandan senior Fuad Shukr dalam sebuah serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli.
Shukr dibunuh sehari sebelum Haniyeh. Rentetatan pembunuhan tersebut membuat kawasan itu berada dalam situasi genting dan terancam mengalami perang lebih luas, sementara serangan Israel terus berlangsung di Jalur Gaza.
Hampir 40 ribu warga Palestina tewas dalam serangan yang telah berlangsung selama 10 bulan di Gaza. Sementara itu, kurang dari 1.200 orang tewas dalam serangan lintas batas yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sumber: Anadolu – Antara